metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu
untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya
perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus)
dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai
prestasi sosial dan penanda status sosial.
Di dalam penalaran deduktif terdapat entimen dan 3 macam silogisme,
yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis dan silogisme alternatif
1. Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial
disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris.
Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor,
sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis
minor.
Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu:
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus : Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Contoh:
Contoh silogisme Kategorial:
My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn : Saya adalah mahasiswa
K : Saya lulusan SLTA
2. Silogisme Hipotesis
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan
anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak
anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh :
My : Jika tidak ada hujan deras, Jakarta tidak banjir
Mn : Tidak ada hujan deras.
K : Jadi, Jakarta tidak kebanjiran
3. Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu
alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh
My : Kakak saya ingin membeli kucing atau anjing.
Mn : Kakak saya membeli kucing.
K : Jadi, Kakak saya tidak membeli anjing.
Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan
hanya premis minor dan simpulan.
Contoh:
– Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
– Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.
sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://dizly.wordpress.com/2011/02/28/definisi-penalaran-deduktif/
Kamis, 21 Maret 2013
Penalaran Deduktif
Diposting oleh My Note's di 07.39 0 komentar
Penalaran Induktif
1. PENGERTIAN PENALARAN
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera
(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi –
proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui
atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang
sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut
dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan
konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
PENGERTIAN PENALARAN INDUKTIF
Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk manari kesimpulan berupa
prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang
bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait
dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua
pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara
empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sentara.
Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu
penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.
Macam - macam Penalaran Induktif
a. Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau
sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri
esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi
dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
Contoh Penalaran :
Sapi berkembang biak dengan melahirkan, dan menyusui anaknya
Kambing berkembang biak dengan melahirkan, dan menyusui anaknya
Kerbau berkembang biak dengan melahirkan, dan menyusui anaknya
Kesimpulan :
Hewan yang berkembang biak dengan melahirkan, pasti menyusui anaknya.
b. Analogi
Analogi adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan
yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat
khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara
membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Anwar seorang pelajar
Anwar adalah siswa yang pintar
Ada kesempatan mendapatkan beasiswa untuk siswa yang pintar
Kesimpulan :
Anwar berkesempatan untuk mendapatkan beasiswa.
c. Kausal
Secara induktif orang pun dapat menunjukan hubungan kausal. Hubungan
kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala atau data
yang saling berhubungan. Misalnya, seorang anak terjatuh, akibatnya akan
terluka. Dalam hubungan kausal ini ada tiga hubungan antarmasalah.
Sebab-Akibat
Sebab-akibat ini berpola A menyebabkan B. Dapat juga berpola A
menyebabkan B, C, dan seterusnya. Jadi efek atau akibat dari suatu
peristiwa yang dianggap penyebab kadang lebih dari satu. Sebagai contoh
seorang pegawai tidak datang rapat dapat kita perkirakan bahwa pegawai
tersebut mungkin datang telat, kecelakaan di jalan, atau terkena macet.
Akibat- Sebab
Akibat-sebab ini dapat kita lihat peristiwa seseorang yang terjatuh.
Terjatuh merupakan akibat dan terluka merupakan sebab. Akan tetapi,
dalam pernalaran jenis ini, peristiwa sebab merupakan simpulan.
Akibat-Akibat
Akibat-akibat adalah suatu pernalaran yang menyiratkan penyebabnya.
Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada “akibat” yang lain.
Contohnya sebagai berikut.
Ketika pulang bekerja, Ayah melihat air kali meluap. Ayah langsung menyimpulkan bahwa gang di rumah banjir.
Diposting oleh My Note's di 07.17 0 komentar